Banyak orang mengira bahwa public speaking adalah keahlian alami para ekstrovert. Namun, sebagai seorang introvert, saya justru membangun sebagian besar karier saya melalui public speaking. Bagaimana bisa? Karena public speaking bukan tentang kepribadian, melainkan tentang keterampilan yang bisa dipelajari dan dikuasai.

Introvert ≠ Pemalu

Introvert sering disalahartikan sebagai pemalu atau asosial. Padahal, introvert hanyalah individu yang mendapatkan energi dari waktu menyendiri, bukan dari interaksi sosial yang intens. Sebaliknya, pemalu adalah rasa takut terhadap penilaian sosial. Introvert bisa sangat percaya diri di depan umum, asalkan memiliki waktu untuk mempersiapkan diri dan mengelola energinya dengan baik.

Shyness dan kecemasan bisa dialami siapa saja, introvert maupun ekstrovert. Dan faktanya, berbicara di depan umum adalah salah satu ketakutan paling umum di dunia, dialami oleh orang dari berbagai tipe kepribadian.

Jadi, ini bukan soal “kepribadian yang cocok atau tidak” untuk Public Speaking. Ini soal keterampilan yang bisa diasah dan gaya yang bisa disesuaikan.

Kekuatan Introvert dalam Public Speaking

Yang saya pelajari dari pengalaman pribadi dan mengamati rekan kerja adalah: introvert cenderung berbicara saat memang ada hal penting untuk disampaikan. Kita lebih reflektif, suka merancang ide dengan matang, dan fokus pada makna, bukan sekadar ngomong ngalor ngidul tanpa substansi.

Public speaking justru memberikan ruang yang terstruktur bagi introvert untuk mengekspresikan diri, tanpa tekanan interaksi spontan yang sering melelahkan.

Berikut adalah kekuatan introvert yang bisa dimanfaatkan:

  • Membaca
    Banyak introvert memiliki ketertarikan yang kuat terhadap membaca dan ini bukan kebetulan. Membaca memberikan ruang yang tenang untuk refleksi, eksplorasi ide, dan memperluas perspektif tanpa harus terlibat dalam interaksi sosial yang intens. Kebiasaan ini tidak hanya memperkaya wawasan, tetapi juga mengasah kemampuan berbahasa, membangun narasi, dan menyusun argumen yang terstruktur. Semua itu merupakan elemen penting dalam public speaking. Ketika seorang introvert berbicara di depan umum, mereka sering membawa kedalaman pemahaman dan kekayaan referensi yang berasal dari dunia bacaan mereka. Ini menjadikan presentasi mereka tidak hanya informatif, tetapi juga bernuansa dan menyentuh.
  • Persiapan yang Mendalam
    Kita tidak boleh mengandalkan improvisasi. Kita harus berpikir sistematis dan menyusun materi dengan hati-hati dan ini bisa jadi fondasi rasa percaya diri saat berbicara.
  • Fokus pada Audiens, Bukan Diri Sendiri
    Karena tidak nyaman menjadi pusat perhatian, kita kan cenderung lebih peka terhadap kebutuhan audiens. Maka kita bisa bertanya: Apa yang mereka butuhkan dari sesi ini? dan itulah titik awal yang baik untuk mengolah materi public speaking kita.
  • Authentic (Keaslian berfikir dan bertutur)
    Saya pasti selalu merasa gugup sebelum ke dan di atas panggung.Ternyata, jujur dengan perasaan tersebut itu justru membangun koneksi lebih dalam dengan audience. Tentu saja kita tidak boleh membuat itu sebagai alasah untuk tampil mengecewakan tanpa persiapan. Tetapi selama persiapan dan latihan kita matang, kita tidak perlu khawatir akan hasilnya. Saat kita tampil apa adanya, kita memberi ruang bagi audiens untuk juga merasa nyaman menjadi diri mereka sendiri.

Menjadi pembicara publik yang baik tidak berarti harus mengubah kepribadian. Tidak harus “berpura-pura jadi ekstrovert”. Kita hanya perlu mengenali ritme dan cara kerja kita dan membangun sistem latihan yang mendukung itu.

Suatu hari, saya menerima feedback dari peserta acara yang menulis: “Masa sih kamu introvert! Keren begitu presentasinya.” Itu pujian, tapi juga pengingat, masih banyak orang yang butuh contoh bahwa ada banyak cara untuk tampil percaya diri.

Di lain waktu, saya akan bagikan hal-hal yang lebih praktis dan spesifik untuk para introvert bisa melatih kemampuan public speakingnya.

Baca juga artikel yang lain di sini.